“k-kamu…….” Ucapku
gugup hingga menjatuhkan payung yang melindungiku dari hujan.
“iya ini aku Tara” jawabnya sambil tersenyum dengan tubuh yang sudah basah karena hujan.
“Tara….” Aku pun langsung memeluknya karena aku sangat merindukannya.
“heii,, kamu kenapa? Kok suara kamu sesegukan gitu? Kamu nangis ya?” tanya Tara dan melepas pelukanku. “loh kenapa nangis,, nanti cantiknya hilang loh.. hehe” ujarnya sambil menghapus airmataku.
“kenapa kamu bisa disini? Bukannya kamu…” ucapanku pun terpotong karena jari telunjuk tara mendarat dibibirku menandakan aku tidak harus melanjutkan ucapanku.
“aku kesini untuk kamu,, karena disana aku pun merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan”
“aku kangen kamu Tara” ujarku dengan airmata yang menetes kembali.
“aku juga kangen kamu Princess” dan Tara pun memelukku kembali.
“iya ini aku Tara” jawabnya sambil tersenyum dengan tubuh yang sudah basah karena hujan.
“Tara….” Aku pun langsung memeluknya karena aku sangat merindukannya.
“heii,, kamu kenapa? Kok suara kamu sesegukan gitu? Kamu nangis ya?” tanya Tara dan melepas pelukanku. “loh kenapa nangis,, nanti cantiknya hilang loh.. hehe” ujarnya sambil menghapus airmataku.
“kenapa kamu bisa disini? Bukannya kamu…” ucapanku pun terpotong karena jari telunjuk tara mendarat dibibirku menandakan aku tidak harus melanjutkan ucapanku.
“aku kesini untuk kamu,, karena disana aku pun merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan”
“aku kangen kamu Tara” ujarku dengan airmata yang menetes kembali.
“aku juga kangen kamu Princess” dan Tara pun memelukku kembali.
Di tengah hujan kini kami bersatu kembali dan di tengah
hujan ini aku pun kembali mendengar Tara memanggilku Princess lagi. Ya Allah,,
terima kasih untuk semua ini. Aku takkan melepaskan kebahagiaan ini begitu
saja.
Kini hari-hariku penuh dengan kebahagiaan,, Tara selalu ada
untukku begitupun sebaliknya. Hingga suatu hari Tara mengajakku ke rumahnya.
Dan aku pun kembali bertemu orangtua Tara,, hari itu kami makan malam bersama
dan terciptalah kebersamaan saat itu. Hingga ada ucapan bunda Tara yang
membuatku terkaget “kapan kalian mau lanjutin hubungan kalian ke jenjang yang lebih serius?”. Aku pun dibuat bingung
oleh pertanyaan itu. Tara pun hanya tersipu malu mendengar ucapan bundanya.
Malam itu penuh dengan tawa bersama kedua orangtua Tara, ya hanya kedua
orangtuanya yang berada dirumah karena dua orang kakaknya sudah menikah dan
tinggal di tempat berbeda sedangkan adik laki-lakinya sudah mulai kuliah di
Jerman karena dapat beasiswa. Ya,, Tara dan adiknya lebih suka kuliah diluar
negeri dengan hasil kerja keras mereka sendiri. Dan malam pun berlalu dengan
indah. Setelah selesai makan malam aku pun diantar Tara pulang. Sesampainya di
rumah tiba-tiba Tara meminta maaf pada ku.
“Sa,, maaf ya atas perkataan bunda tadi jadi bikin kamu kaget”
“ohh,, itu.. iya gak apa-apa kok”
kami pun sama-sama tersenyum. Setelah itu Tara pun pamit pulang dan tak lama kemudian aku masuk untuk istirahat.
“Sa,, maaf ya atas perkataan bunda tadi jadi bikin kamu kaget”
“ohh,, itu.. iya gak apa-apa kok”
kami pun sama-sama tersenyum. Setelah itu Tara pun pamit pulang dan tak lama kemudian aku masuk untuk istirahat.
****
Hari minggu pagi aku keluar rumah untuk lari pagi di sekitar
komplek. Tak sengaja aku melihat Radit di lapangan futsal dekat rumahnya dan
aku pun mencoba mendekati lapangan. Tiba-tiba….“bruukk” tubuhku terjatuh karena
bola mendarat di keningku dan seketika pandanganku menghilang.
Ketika ku membuka mata, aku sudah berada diruangan yang
sangat ku kenali. Dan pandanganku pun tertuju pada pria disampingku.
“gw dimana?”
“lo dirumah gw,, tadi lo pingsan ke cium bola.. hehe” canda Radit
“iissshh,, temen pingsan malah diledekin” dengusku kesal.
“iya,, iya maaf.. hehe”
“tapi kok kenapa lo gak bawa gw ke rumah gw?”
“iiissshh,, berat kali kalo gw harus gendong lo sampe rumah.. hahaha”
“yee,, rese lo” ujar ku cemberut.
“udah ahh,, cemberut mulu lo.. senyum donk..”
dan aku pun tersenyum terpaksa.
“gitu donk,, yaudah sekarang gw anter lo pulang”
“gak usah deh,, gw balik sendiri aja”
tetapi ketika aku terbangun kepalaku pun sakit tak karuan dan membuat tubuhku limbung.
“tuh kan,, udah gw anter pulang”
aku pun menyetujuinya.
“gw dimana?”
“lo dirumah gw,, tadi lo pingsan ke cium bola.. hehe” canda Radit
“iissshh,, temen pingsan malah diledekin” dengusku kesal.
“iya,, iya maaf.. hehe”
“tapi kok kenapa lo gak bawa gw ke rumah gw?”
“iiissshh,, berat kali kalo gw harus gendong lo sampe rumah.. hahaha”
“yee,, rese lo” ujar ku cemberut.
“udah ahh,, cemberut mulu lo.. senyum donk..”
dan aku pun tersenyum terpaksa.
“gitu donk,, yaudah sekarang gw anter lo pulang”
“gak usah deh,, gw balik sendiri aja”
tetapi ketika aku terbangun kepalaku pun sakit tak karuan dan membuat tubuhku limbung.
“tuh kan,, udah gw anter pulang”
aku pun menyetujuinya.
Sesampainya dirumah aku pun istirahat dikamar. Siang hari
aku pun terbangun dan melihat Tara sudah duduk di samping kepalaku dan mengelus
keningku. Aku pun kaget dibuatnya, ternyata dia tahu dari mama kalau aku
pingsan tadi pagi. Setelah itu mama datang membawa makan siang untukku karena
beliau tahu kalau aku hanya minum susu tadi pagi. Dan Tara pun menawarkan diri
untuk menyuapiku makan. Lalu setelah selesai makan kami pun mengobrol, tak lama
kemudian handphone Tara berbunyi ternyata dari bundanya. Beliau meminta Tara
menjemputnya di supermatket karena belanjaannya banyak. Dan Tara pun pamit
pulang.
****
Tak terasa sudah 3 bulan hubungan ku dan Tara berjalan.
Hingga suatu hari dimana mama bersikap dingin pada ku, tak seperti biasanya
mama selalu menyiapkan bekal makan siang untuk ku bawa tetapi tidak untuk kali
ini. Dan anehnya lagi sudah 3hari ini Tara tak menghubungiku, setiap kali ku
telepon ke rumahnya pembantunya selalu bilang dia tidak ada dirumah. Aku pun
bingung akan apa yang sebenarnya terjadi dengan Tara. Hari itu pun ku lalui
dengan penuh tanya dihatiku. Lalu sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar
karena aku tak melihat keberadaan mama dirumah, tetapi menurut penjelasan bi
Minah mama sedang ke minimarket depan komplek. Hingga malam pun menyapa aku tak
ada gairah untuk keluar kamar. Sampai mama akhirnya mengetuk pintu kamarku.
“Sa,, belum tidurkan?”
“belum,, ma.. kenapa?”
“kamu ditunggu papa dibawah”
“iya,, sebentar lagi salsa turun”
“belum,, ma.. kenapa?”
“kamu ditunggu papa dibawah”
“iya,, sebentar lagi salsa turun”
Lalu tak terdengar lagi suara mama, mungkin beliau sudah
turun menemui papa. Tak beberapa lama kemudian aku pun segera turun untuk
menemui papa. Tetapi sesampainya aku di ruang makan aku atak menemui seorang
pun,, semua terlihat gelap tak ada lampu yang menyala “sebenarnya apa yang
terjadi?” tanya ku dalam hati. Aku pun memanggil-manggil mama namun tak ada
jawaban,, tetapi ketika aku hampir menginjakkan kaki di ruang TV.
“surprise !!!”
Semua lampu menyala dan ruangan itu pun ramai seketika. Mama pun mendatangiku dengan satu buah kue Tart coklat dengan lilin diatasnya dan semua yang ada diruangan itu pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
“ohh,, aku lupa kalau hari ini ulang tahunku!! Makasih semuanya..” ujar ku tersenyum.
Aku pun make a wish dan meniup lilin,, lalu aku memotong kue itu dan potongan pertama aku perikan untuk orang yang sangat aku cintai dan sayangi yaitu mama ku tercinta. Setelah itu kami pun larut dalam pesta,, hanya ada orang-orang terdekat ku disana termasuk Tara dan kedua orangtuanya. Malam itu pun aku bertemu kembali dengan kak Sultan setelah 1 tahun tak bertemu karena dia harus pindah ke Bandung demi pekerjaannya dan membawa istri juga keponakanku tersayang. Aku dan kakak ku pun berbincang-bincang karena sudah lama sekali aku tak pernah sharing dengannya. Hingga akhirnya Tara menghampiriku.
“surprise !!!”
Semua lampu menyala dan ruangan itu pun ramai seketika. Mama pun mendatangiku dengan satu buah kue Tart coklat dengan lilin diatasnya dan semua yang ada diruangan itu pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
“ohh,, aku lupa kalau hari ini ulang tahunku!! Makasih semuanya..” ujar ku tersenyum.
Aku pun make a wish dan meniup lilin,, lalu aku memotong kue itu dan potongan pertama aku perikan untuk orang yang sangat aku cintai dan sayangi yaitu mama ku tercinta. Setelah itu kami pun larut dalam pesta,, hanya ada orang-orang terdekat ku disana termasuk Tara dan kedua orangtuanya. Malam itu pun aku bertemu kembali dengan kak Sultan setelah 1 tahun tak bertemu karena dia harus pindah ke Bandung demi pekerjaannya dan membawa istri juga keponakanku tersayang. Aku dan kakak ku pun berbincang-bincang karena sudah lama sekali aku tak pernah sharing dengannya. Hingga akhirnya Tara menghampiriku.
“kak,, aku pinjam
Salsanya sebentar ya?” ujar Tara pada kak Sultan.
“ohh,, yaudah.. gw gabung sama yang lain dulu ya”
kak Sultan pun menjauh namun tetap memantau.
“ada apa?” tanya ku.
“happy birthday yaa princess”
“makasih yaa..” ucap ku tersenyum.
“aku punya surprise untuk kamu tapi aku tutup mata kamu sebentar aja yaa”
aku pun menurutinya dan aku diajak berjalan ke suatu tempat yang sangat aku kenal sekali. Dan ketika penutup mataku terbuka, aku tersontak kaget sekaligus bahagia melihat pemandangan lilin diatas kolam yang bertuliskan…
“ohh,, yaudah.. gw gabung sama yang lain dulu ya”
kak Sultan pun menjauh namun tetap memantau.
“ada apa?” tanya ku.
“happy birthday yaa princess”
“makasih yaa..” ucap ku tersenyum.
“aku punya surprise untuk kamu tapi aku tutup mata kamu sebentar aja yaa”
aku pun menurutinya dan aku diajak berjalan ke suatu tempat yang sangat aku kenal sekali. Dan ketika penutup mataku terbuka, aku tersontak kaget sekaligus bahagia melihat pemandangan lilin diatas kolam yang bertuliskan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar