Senin, 20 Agustus 2012

Keikhlasan Cinta Marsya


Alarm berbunyi pertanda aku harus bangun dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Pagi itu terlihat sangat cerah sekali, aku diantar ayah ke sekolah sekalian ayah berangkat ke kantor. Setelah sampai di sekolah aku langsung bergegas masuk kelas karena bel telah berbunyi.
“pagi,, sya !!” sapa Tika.
“ehh,, pagi !!” jawabku sambil tersenyum.
“lo udah ngrjain tugasnya bu Juni?” tanya Tika.
“wettss,, udah donk.. lo udah belum?” tanya ku.
“udah sih tapi ada satu yang belum,, liat donk” jawab Tika.
“nih,, cepet nulisnya sebelum bu Juni dateng” jawabku sambil menyodorkan buku PR ku.
Lima menit berselang bu Juni datang dan meminta semua untuk mengumpulkan buku PR masing-masing. Tak terasa bel istirahat berbunyi, Tika langsung mengajakku ke kantin. Di perjalanan ke kantin aku melihat kak Alan yang sedang berdiri didepan kelasnya dengan teman-temannya. Mata ku tak berhenti meliriknya, hingga Tika mengolok-olok ku. Setelah aku melewatinya, aku mendengar ada suara di belakang yang memanggilku.
“marsya!!”
Aku menoleh ke belakang dan ternyata kak Alan yang memanggilku.
“iya kak,, ada apa?” tanya ku.
“besok pulang sekolah kamu ada acara gak?” tanya kak Alan.
“gak sih ka,, kenapa?” tanya ku.
“kalo ada waktu besok nonton pertandingan tim futsal kakak yaa? Sekalian ajak Tika juga tuh” jawabnya.
“ohh,, gitu.. insya allah yaa kak nanti aku usahain” ujarku.
“ok..” ujar kak alan sambil melemparkan senyum manisnya.
“yaudah,, aku ke kantin dulu ya ka” ujarku sambil meninggalkan kak Alan.
Akhirnya aku sampai di kantin dan langsung memesan mie ayam pak kirno kesukaan ku dan tika. Sambil nunggu pesanan aku duduk di bangku kantin dan sedangkan Tika langsung memesan minuman untuk ku dan dia. Begitu senangnya hati ku disapa, bahkan diminta untuk menghadiri pertandingan kak Alan. Yaa,, Kak Alan Firmansyah, dia adalah kakak kelasku sekaligus kapten tim futsal dan aku sangat mengaguminya juga mencintainya sejak acara baksos 3 bulan lalu. Aku tersenyum-senyum sendiri, hingga tika mengagetkanku.
“wooyy,, ngelamun aja lo.. ni minumnya..” tegur Tika sambil menyodorkan minuman kepadaku.
“ngelamunin apa sih lo,, pasti kak Alan lagi?” ujar Tika sambil menggelengkan kepalanya.

2menit berlalu mie ayam pesananku datang.
“ini neng mie ayamnya”
“makasih pak” ujarku.
Setelah selesai makan aku dan tika langsung bergegas masuk kelas karena bel telah berbunyi. Kami melanjutkan pelajaran, hingga akhirnya tak terasa bel pulang berdering. Tika langsung menarik tangan ku untuk mengajak pulang. Tetapi sesampai di gerbang sekolah aku melihat kak Alan dengan teman-temannya. Dan aku berusaha untuk menyapanya.
“haii,, kak!! Belum pulang?” ujarku.
“ehh,, ada  marsya.. belum nih” jawab kak Alan sambil melemparkan senyum khasnya.
“ohh gitu,, yaudah aku duluan yaa ka” ujarku sambil meninggalkannya.
Tak lama kemudian tika dijemput oleh kak Haikal yang tak lain adalah kakak kandung tika. Tika langsung berpamitan untuk pulang lebih dulu, sedangkan aku masih harus menunggu angkot ke arah rumahku. Tak lama kemudian ada seseorang dengan motornya berhenti didepan ku, yang tak lain adalah kak Alan.
“masih nunggu angkot sya?” Tanya kak Alan.
“ehh,, kakak.. iya nih” jawabku.
“dari pada kelamaan mending bareng kakak aja,, lagi pula kita searah,, gimana?” saran kak Alan.
“yaudah,, boleh” jawabku.
Senangnya hati ini bisa pulang bareng dengan kak Alan. Di perjalanan pulang aku ngobrol banyak dengan kak Alan, tak terasa motor berhenti di depan rumah ku. Tapi aku aneh kenapa kak Alan tahu rumah ku padahal sebelumnya dia tidak pernah mengantarku pulang dan dijalan juga aku tak membahas alamat rumahku.
“makasih ya ka” ucapku pada kak Alan dengan melepaskan senyumku.
“ok,, sama-sama.. kakak duluan yaa.. bye” jawab kak Alan yang langsung bergegas pergi sebelum aku menawarkan untuk mampir ke rumah terlebih dahulu.
Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan tubuhku di kasur dan memeluk boneka teddy bear kesayangan ku. Dan aku mengingat-ingat kejadian yang dimula saat jam istirahat hingga pulang sekolah tadi. Begitu bahagianya hari ini.
************
Keesokan harinya sesampainya disekolah aku menanyakan pada tika apakah dia bisa datang ke acara pertandingan futsal sore ini.
“tik,, gimana nanti sore bisa datang gak?” tanya ku.
“duhh,, maaf yaa kayaknya gak bisa deh soalnya cowok gw mau jemput nih” jawab Tika.
“ohh,, yaudah kalo gitu gak apa-apa” ujarku sambil tersenyum.
Tak terasa bel istirahat berbunyi. Kali ini aku kekantin sendirian karena hari ini tika bawa bekal. Sesampainya di kantin aku langsung memesan makanan dan minuman seperti biasa. Ketika aku sedang menikmati makanan ku tiba-tiba duduk lah seorang laki-laki yang tak lain adalah kak Alan.
“sendirian aja nih,, tika mana?” tanya kak Alan.
“ehh,, kakak.. iya nih si tika bawa bekal jadi makan di kelas deh” jawabku.
“kakak temenin deh kalo gitu,, bolehkan?” ujar kak Alan.
“ohh,, boleh aja ka.. kakak gak makan?” tanya ku.
“udah tadi,, oy nanti sore kamu datang kan?” tanya kak Alan.
Aku pun sempat bingung menjawabnya.
“gimana yaa ka,, si tika gak bisa ka.. jadi…aku..” sebelum aku melanjutkan ucapanku kak Alan langsung memotongnya.
“kenapa? Takut gak ada temennya yaa? Tenang ada kakak,, nanti bareng kakak ke tempat pertandingan.. ok?” ujarnya sambil memberikan senyum khasnya.
Aku pun tak bisa menolaknya. “ok deh ka” jawabku sambil tersenyum kecil.
Bel masuk pun berbunyi menandakan istirahat telah selesai. Aku dan kak Alan pun bergegas memasuki kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran. Tak terasa bel pulang berbunyi, Tika pun bergegas pamit pada ku karena pacarnya sudah menjemputnya. Aku pun menyusul untuk pulang, ternyata didepan gerbang sekolah kak Alan sudah menungguku. Aku dan kak Alan langsung bergegas ke tempat pertandingan dan disana teman-teman kak Alan sudah menunggu. Tak terasa pertandingan berakhir dan kemenangan diraih tim futsal sekolahku. Setelah itu teman-teman kak Alan mengajak makan bareng, dan kak Alan pun mengiyakannya. Aku pun diajak kak Alan untuk ikut makan bareng, dan setelah selesai aku langsung diantar pulang oleh kak Alan. Di perjalananan aku pun bertanya pada kak Alan kenapa dia bisa tahu rumah ku.
“kak,, aku mau tanya. Kakak kok tau rumah aku sih?” tanya ku.
“ohh,, itu.. iya soalnya waktu kakak lewat, kakak sempet liat kamu turun dari angkot” jawabnya.
“ohh,, gitu ya ka” ujarku.
Tak terasa sudah sampai di depan rumah ku.
“makasih ya ka” ujarku.
“iya sama-sama sya” ucapnya dengan senyum manisnya.
“mampir dulu ka?” tanya ku.
“gak deh sya,, udah mau malem nih” jawab nya.
“ohh,, ok deh ka.. kalo gitu hati-hati di jalan ya ka” ujarku.
“ok,, makasih.. bye” ucapnya sambil bergegas pergi.
************
Keesokan harinya di sekolah aku menceritakan semua pada Tika. Setelah itu Tika menyarankan ku untuk lebih memberi perhatian pada kak Alan. Aku pun bingung dengan apa yang harus ku lakukan. Akhirnya aku memutuskan untuk beberapa kali datang saat dia latihan futsal atau pertandingan futsal walaupun dia tidak mengajak ku. Aku pun beberapa kali memberinya makan siang. Dan entah mengapa akhir-akhir ini kak Alan sedikit berbeda, dia jarang sekali menyapa ku, bahkan didepanku dia terkesan dingin. Terlihat sekali dia membeda-bedakan ku dengan yang lain, ya contohnya dengan Tika. Waktu itu aku sedang duduk-duduk didepan kelas dengan Tika, tetapi hanya Tika yang dia tegur sedangkan aku tidak sama sekali. Aku semakin bingung dengan apa yang harus ku lakukan. Aku hanya bisa diam melihat perlakuannya pada ku, yaa mungkin dia tahu akan perasaan ku padanya dan mungkin itulah cara dia agar membuat ku benci padanya. Semakin hari tidak ada perubahan yang baik dari sikapnya, aku pun hanya bisa sabar dan ikhlas menunggunya kembali seperti dulu.
1 bulan berlalu namun akhir-akhir ini sikap kak Alan sedikit aneh dia selalu membuat aku cemburu atau mungkin bisa dibilang dia masih ingin membuatku membencinya. Contohnya dengan dia memamerkan kalau dia habis makan bareng sama Tika, dan juga teman-temannya. Apa lagi saat dia bilang kalau Jihan adik kelas yang lumayan deket sama aku itu datang saat dia latihan. Bahkan dia memamerkan kedekatannya dengan Dila kepada Tika. Tetapi aku tidak pernah mau mempedulikannya, karena aku mencintainya ikhlas dan tulus tanpa ingin maksa dia untuk mencintaiku juga.
1 bulan berlalu, akhirnya hari itu aku berniat untuk mengajak kak Alan bertemu dan mengatakan kalau aku mencintainya. Pagi itu aku mengirim pesan pada kak Alan kalau pulang sekolah aku ingin bertemu dengannya di depan sekolah. Setelah pulang sekolah aku menunggunya begitu lama hingga sekolah hampir sepi. Tak lama kemudian kak Alan datang dengan motornya dan memintaku naik ke motornya. Aku tak tahu dia akan membawaku kemana. Tak lama aku sampai di lapangan futsal tempat biasa kak Alan latihan dan kebetulan disana sepi.
“kenapa kakak bawa aku kesini?” tanya ku.
“katanya ada yang mau kamu omongin ke kakak?” jawabnya dingin.
“ohh,, itu.. iya ka,, sebenernya ada yang mau aku tanyain ke kakak. Kenapa sih kakak selalu bersikap dingin sama aku semenjak perhatian yang aku kasih ke kakak?” tanya ku.
“Cuma itu yang mau kamu omongin?” tanya kak Alan.
“yaa gak,, tapi kakak jawab dulu pertanyaan aku tadi” ujarku.
“yaudah,, kamu omongin aja dulu semuanya. Biar enak ngejelasinnya” jawabnya dingin.
“ok,, kalo gitu.. aku Cinta sama kakak dan aku Sayang sama kakak.. semua ini aku katakan cuma mau kakak tau perasaan aku dari mulut aku sendiri tanpa bermaksud nembak kakak” ujarku.
“ok,, kalo gitu.. jujur ya sikap kakak selama ini itu sebenernya cuma mau bikin perasaan kamu ke kakak itu hilang dan kamu jadi benci kakak, tapi apa yang kakak dapet? Semua sia-sia, kamu tetep aja mencintai kakak. Bahkan karna kesabaran kamu itu yang udah nunggu kakak sampe 5 bulan lamanya membuat hati kakak luluh” jelasnya.
“maksudnya aku bisa ngeluluhin hati kakak itu apa?” tanya ku.
“duhh,, ini cewek masih gak ngerti juga? Maksud kakak itu kamu udah bikin kakak jadi sayang sama kamu” jawabnya.
Ketika itu aku termangu menatapnya. Hingga akhirnya dia melambaikan telapak tangannya di depan wajah ku.
“heiii,, malah bengong lagi” ucapnya.
“ehh,, iya.. abis aku kaget dengernya” jawabku.
“sekarang udah ngerti kan?” tanya kak Alan.
“iya…” jawabku sambil tersenyum padanya.
“sekarang giliran kakak yang ngomong, Aku sayang sama kamu?” ujarnya.
Aku terdiam mendengar kata-katanya.
“heii,, jawab donk?” ujar kak Alan yang membuatku kaget.
“ehh,, iya.. aku juga sayang kakak” ucapku.
Akhirnya kak alan memeluk ku sejenak dan mengusap-usap kepala ku. Dan dia juga menampakan senyumnya kembali seperti dulu, senyum yang sangat aku sukai. Hari itu adalah hari yang membahagiakan untuk ku. Rasanya ingin waktu berhenti disaat itu.

~ The End ~
By : Noer Hayatie_375

Tidak ada komentar:

Posting Komentar