Senin, 27 Agustus 2012

Kebahagiaan yang Tertunda #Part 8


aku temukan didepan ku sosok yang selama satu tahun ini aku anggap meninggal yaitu Tara. Aku pun terkaget dan tak percaya akan apa yang aku lihat.
“Tara!!” panggil ku.
dan dia pun melihatku penuh tanya.
“kamu Tara?”
“iya,, kamu…” sebelum Tara selesai bicara aku pun terjatuh pingsan karena syok.
tak lama kemudian aku tersadar dan di depan ku ada sosok yang ku rindukan selama ini, aku pun langsung memeluknya erat dan menangis. Tak lama kemudian Tara melepas pelukan ku.


“kamu siapa?”
aku bingung kenapa Tara tanya aku siapa.
“aku  Salsa,, kamu ingat kan?”
“Salsa siapa? Apa kita pernah kenal sebelumnya?”
“kamu kenapa ra? Kenapa kamu gak kenal aku?”
“aku gak apa-apa,, siapa kamu sebenarnya?”
“aku Salsa,, masa kamu gak ingat? Kita hampir menikah satu tahun lalu?”
“gak mungkin,, aku gak kenal kamu?”
“Tara,, kamu kenapa siih?? Gak mungkin kamu gak ingat aku,, aku ini calon istri kamu”
“gak mungkin,, apa buktinya?”
“bukti?? Kamu gak percaya sama aku”
aku pun mengambil dompet ku.
“ini buktinya” ujar ku sambil memperlihatkan foto kami berdua yang selalu ku simpan dalam dompetku.
“gak mungkin,, kalo aku orang dalam foto ini kenapa aku gak ingat sama sekali?”
“ini kamu ra”
“gak mungkin”
Tara pun langsung pergi meninggalkan ku. Seketika itu aku berlutut dan menangisi kepergian Tara. Tiba-tiba ada seorang pria berdiri dikadapanku.
“Sa,, kamu kenapa?”
“ayo bangun,, kenapa kamu nangis? Aku dari tadi cari kamu,, tahu nya aku malah liat kamu nangis disini”
“aku mau sendiri” ujarku lemas sambil meninggalkan kak Raka.
Aku bingung kenapa semua ini harus terjadi padaku. Kenapa Tara bisa tidak mengingat ku sedikit pun. Akhirnya aku putuskan pergi ke Pantai untuk menenangkan diriku dan meluapkan semua rasa sedihku malam ini.
Disisi lain Radit khawatir mencari ku karena saat dia telepon ke rumah aku belum juga pulang padahal hari telah larut. Ketika aku menangis dipinggir pantai, tiba-tiba ada pria duduk disampingku.
“aku tahu pasti kamu disini”
“ngapain kamu kesini?”
“aku khawatir kamu belum pulang ke rumah, jadi aku cari kamu disini”
“aku mau sendiri”
“kamu kenapa lagi? Terus kalo kamu sendirian disini bisa nyelesaiin masalah kamu?”
aku pun tak menjawab, tetapi air mataku tak berhenti mengalir.
“udah,, aku gak mau liat kamu nangis lagi” ucap Radit sambil mengusap air mataku.
“sekarang kamu cerita sama aku sebenarnya apa yang terjadi?”
“aku ketemu Tara dit” ujarku lemas.
“Tara?? Gak mungkin”
“awalnya aku juga gak percaya tapi tadi benar Tara dit”
“tapi Tara kan….”
“iya aku tahu,, aku berpikir ada sesuatu yang keluarga Tara sembunyikan dari aku dan keluargaku”
“terus kamu mau ngelakuin apa?”
“besok aku mau ke rumah Tara”
“yaudah aku temani”

aku hanya mengangguk. Setelah itu Radit mengantarku pulang.
Ke esokan harinya aku pergi kerumah Tara ditemani Radit, tetapi aku meminta Radit tunggu di dalam mobil.
“assalamu’allaikum”
“wa’allaikumsalam, Salsa?”
“siang tante,, apa kabar?”
“siang, Alhamdulillah baik”
“silakan masuk,, dan silakan duduk,, kamu apa kabar?”
“Alhamdulillah baik tante”
“oia,, kamu mau minum apa?”
“gak usah repot-repot tante”
“gak apa-apa,, sebentar ya”
selagi menunggu mama Tara membuat minuman aku melihat-lihat foto yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba pintu rumah ada yang mengetuk dan aku memutuskan untuk membukanya.
“assalamu’allaikum”
“wa’alaikumsalam”
jawabku sambil membukakan pintu.
tak disangka Tara yang datang.
“ngapain kamu disini?” tanya Tara.
“aa..kkuu mau ketemu mama kamu”
“Tara?? Kamu baru pulang”ujar mama Tara.
“iya,, ma dia ngapain disini? Dia siapa sih ma?”
“dia Salsa, nanti mama ceritain.. kamu masuk kamar dulu ya, istirahat”
“iya ma”
aku hanya terdiam. Hingga akhirnya mama Tara mengajak aku ngobrol untuk menjelaskan.
“tante minta maaf Sa”
“ada apa sebenernya tan? Kenapa Tara gak inget aku? Dan kenapa Tara muncul lagi?”
“tante minta maaf,, tante akan jelasin ke kamu yang sebenarnya tapi kamu tenang dulu ya”
akhirnya mama Tara pun menceritakan kenyataan yang sebenarnya.
“sebenarnya Tara belum meninggal, tapi setelah kecelakaan itu Tara tidak bisa melihat dan setelah di diagnosa Tara mengalami amnesia sehingga dia lupa kejadian masa lalu. Tante gak tega kalo kamu sampe tahu yang sebenarnya, tante gak mau kamu makin terpuruk. Akhirnya tante dan om memutuskan untuk pindah ke Bandung, agar kamu tidak mengetahui semua yang tante tutup-tutupi. Hingga akhirnya setelah 8 bulan Tara buta, Tara mendapat donor mata dan melakukan operasi di Jakarta setelah itu kami sekeluarga memutuskan tinggal di Jakarta lagi”
“terus kenapa tante gak mengingatkan Tara tentang aku?”
“itu karena tante pikir kamu sudah bahagia dan bisa melupakan Tara”
“tante tahu,, sampai detik ini Tara masih tersimpan dihati aku” ucapku sambil menangis.
“maaf sayang,, tante baru tahu itu” ujar mama Tara sambil memelukku.
“tante izinkan aku untuk membuat Tara ingat kembali sama aku”
“iya sayang, tante izinkan dan tante akan membantu kamu”
“makasih tante”
Tak lama setelah itu aku izin pulang. Dan diantar pulang Radit, di perjalanan Radit cerita dia tak percaya melihat Tara masih hidup. Aku pun mencritakan semua yang mama Tara ceritakan.
Disisi lain mama Tara pun sedikit demi sedikit menceritakan kebenaran tentang ku pada Tara. Tetapi Tara tidak percaya begitu saja, karena dia bingung kenapa baru sekarang semua itu diceritakan dan kenapa aku tidak pernah muncul didepannya. Mama Tara pun menjelaskan kalau sebenarnya aku tidak tahu kalau Tara masih hidup. Dan untuk lebih meyakinkan Tara, mama Tara menunjukan semua benda-benda kenangan kami berdua yang selama ini di taruh di gudang. Tara mencoba mengingatnya tetapi dia tak juga mengingatnya. Akhirnya mama Tara berinisiatif untuk mempertemukan aku dengan Tara di sebuah restaurant, dan memintaku membawa sesuatu benda yang sangat special untuk ku dan Tara.

“hai ra,, apa kabar?”
“baik,, kamu?”
“aku baik,, kamu…” sebelum aku selesai bicara Tara langsung memotongnya.
“apa buktinya kita pernah berhubungan?”
“ini cincin pemberian kamu waktu kamu melamar ku, dan ini foto kita sesaat setelah kamu member surprise di pinggir kolam rumahku,, dan ini semua email yang kamu kirim ke aku”

sejenak Tara mencoba mengingatnya dan aku lihat begitu keras dia mengingatnya. Aku hanya bisa diam melihat Tara. Aku hanya berharap di dalam hatiku, Tara bisa mengingatku kembali. Tiba-tiba Tara….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar