Selasa, 21 Agustus 2012

Kebahagiaan yang Tertunda #Part 7

Hari mulai larut,, malam pun begitu indah ketika dua keluarga melakukan pesta kecil ditaman belakang villa sambil menikmati jagung bakar dan ayam bakar. Aku dan Radit memilih menikmati jagung bakar dan secangkir teh hangat sambil melihat keindahan malam kota Bandung dipinggir taman villa yang menghadap kebawah kearah pusat kota sehingga terlihat kerlipan lampu-lampu seperti kunang-kunang. Tak terasa esok hari kami semua harus pulang kembali ke Jakarta dan kembali dengan aktivitas kami masing-masing.

Hari ini adalah hari pertama aku kerja dan baru satu hari aku bekerja, aku sudah merasa nyaman karena orang-orang di tempat ku bekerja sangat ramah. Semenjak aku mulai bekerja hari-hari ku kini di penuhi aktivitas positif, aku juga sudah jarang sekali melamunkan masa lalu itu. Kini setiap aku pulang kerja Radit selalu setia menjemputku, ya mungkin karena jarak kantor kami tidak terlalu jauh. Tapi suatu hari Radit tidak bisa menjemputku karena dia mendapat tugas ke luar kota dan saat itu aku kembali bertemu dengan kak Raka.
“Salsa!!” teriak kak Raka dari kejauhan.
“kak Raka?”
“heii Sa,, apa kabar?” tanya kak Raka mendekati ku.
“Alhamdulillah baik ka,, kakak sendiri apa kabar?”
“Alhamdulillah baik Sa,, kamu kerja disini juga?”
“iya ka,, kakak juga?”
“iya,, wahh.. kebetulan banget ya kita satu kantor”
“tapi kok aku baru liat kakak ya?”
“aku baru hari ini kerja, aku pindahan dari cabang yang di Surabaya,, kamu udah lama kerja disini?”
“aku udah 5 bulan kerja disini kak”
“oia,, kamu mau pulang?”
“iya kak,, ini lagi nunggu taksi”
“bareng aku aja gimana? Rumah kamu masih yang lama kan?”
“iya sih ka,, tapi gak usah deh ka nanti ngerepotin”
“gak kok,, dari pada kamu nunggu taksi kelamaan”
“emmm,, yaudah deh ka”
“gitu donk,, yaudah aku ambil mobil dulu ya?”
tak berapa lama aku nunggu, mobil kak Raka pun datang dan dia pun membukakan pintu mobil untukku. Dalam perjalanan kami pun mengobrol banyak sampai-sampai dia masih sempat memohon maaf atas kejadian di taman itu, padahal aku juga sudah melupakan semua itu. Dia juga bercerita kalau Luna sering memberi kabar tentang aku, yang aku pikirkan sepertinya dia tahu berita tentang gagalnya pernikahanku tetapi tak sedikitpun dia membahasnya, ya mungkin karena dia ingin menjaga perasaanku. Tak terasa mobil pun berhenti didepan pagar rumahku.
“makasih ya ka”
“iya,, sama-sama Sa.. aku pulang dulu ya”
“ohh,, iya ka hati-hati dijalan”
mobil pun melaju dan menghilang dari penglihatanku.
Setelah pertemuan hari itu kak Raka sering sekali menghubungiku, bahkan setiap makan siang kak Raka selalu ikut gabung makan bersama aku dan teman-teman ku. Sampai-sampai dia selalu ingin mengantarku pulang tetapi aku selalu menolak karena Radit selalu tepat waktu menjemputku sebelum aku keluar kantor Radit sudah sampai lebih dulu didepan kantor dengan mobil xenia hitamnya.
Semakin hari kak Raka selalu berusaha mendekatiku dengan berbagai cara. Hingga pada suatu hari saat bertemu dikantor kak Raka mengajak ku pergi sabtu malam besok.
“Sa,, besok malam kamu ada acara gak?”
“emmmm,, emang ada apa ka?”
“aku mau ajak kamu makan malam,, gimana bisa gak?”
“emmm,, kebetulan aku lagi gak ada acara jadi boleh lah”
“ok,, besok malam aku jemput yaa”
“ok,, aku keruangan ku dulu ya ka”
“ohh,, iyaa..  sampai jumpa besok malam ya”
Akhirnya sampai juga saatnya pergi bersama kak Raka. Tak lama setelah aku selesai siap-siap, mobil kak Raka berhenti didepan rumahku.
“assalamu’allaikum”
“wa’allaikumsalam,, masuk dulu kak”
“ohh,, iya.. mama kamu mana Sa?”
“ada didalam,, kakak duduk dulu ya aku panggil mama”
tak lama kemudian aku datang bersama mama diikuti papa juga.
“malam om tante”sapa kak Raka.
“malam,, silakan duduk” ujar mama dan papa.
“kata Salsa kalian mau pergi malam ini?” tanya papa.
“iya om,, saya mau mohon izin untuk ajak Salsa pergi malam ini.. gimana om diizinkan?” ujar kak Raka.
“emmm,, om sih terserah Salsa aja.. Cuma om pesan jangan pulang terlalu malam dan jaga Salsa baik-baik,, gimana kamu Sa?”
aku hanya bisa menganguk.
“yaudah kalian bisa pergi sekarang,, hati-hati dijalan.. Raka ingat pesan om ya!”
“iyaa,, om.. kita pamit dulu om tante”
“ma pa aku pergi dulu ya”
“assalamu’allaikum” ujar ku dan kak Raka.
“wa’allaikumsalam” ujar papa dan mama.

Akhirnya kami pun sampai di satu restaurant daerah kemang. Ditengah obrolan kami kak Raka tiba-tiba menggenggam tangan ku.
“Sa,, aku cinta sama kamu?”
aku pun terpaku bisu karena ucapannya dan sesegera mungkin melepas tanganku dari genggaman kak Raka karena aku tersadar telah mendengar suara Tara hingga membuat hatiku ingin mencari asal suara itu.
“maaf  ka,, aku tinggal sebentar” ujarku sebelum meninggalkan kak Raka.
“Sa,, kamu mau kemana?” tanya kak Raka, tetapi aku sudah pergi meninggalkan kak Raka
.
Aku mencari suara yang mirip suara Tara itu,, hingga akhirnya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar